Jejaring Sosial Bisa Jadi Media Provokasi,,,!!!

Bobej Friends - MINGGU ini saya rajin memeriksa status Facebook dan Twitter saya. Bukan karena saya “telat” kecanduan social media itu! Bukan pula ka rena ingin narsis, dengan up loading foto-foto terkini! Juga tidak sedang bernostalgia dengan ka wan-kawan lama di SMA atau mahasiswa! Bukan, itu semua. Ini gara-gara si hacker sontoloyo yang pernah merampas password saya, 11 Maret 2011 lalu muncul lagi.

Si Sontoloyo itu mulai usil dengan modus lama, menawarkan barang-barang elektronik supermurah yang dia sebut sebagai barang sitaan Bea Cukai, dengan menggunakan nama saya, Don Kardono. Yakinlah, itu bukan saya. Kita sebut saja dia Sontoloyo! Rasanya itu lebih bagus daripada kita panggil Si Kampret! Bagaimana saya tidak sewot? Beberapa kawan saya tertipu, melihat status dengan foto saya, dengan nama saya, lalu tertarik, dan mengikuti perin tah di inbox untuk transfer sejumlah uang ke rekening mereka.

Misalnya, menawarkan Blackberry Torch sehar ga Rp 1,5 juta, MacBook Air seharga Rp 2,5 juta, ka mera Canon Rp 2,5 juta, semuanya jauh di bawah harga normal. Dia pasang foto-foto, lengkap dengan cara bertransaksi. Kawan, semua itu adalah Sontoloyo, palsu! Jangan pernah percaya. Saya tidak pernah berjualan barang elektronik! Apalagi harga murah, dan pakai embel-embel sitaan Bea Cukai Yang pasti, saya hanya jualan INDOPOS! Itu saja, tidak jual barang apapun. Saya pernah melaporkan kasus “pembajakan” akun saya itu di Cyber Cri me Polda Metro Jaya, Maret 2011 lalu.

Jadi kalau ada orang yang mengambil alih status facebook saya, terus masih meng gunakan foto dan nama saya, sebaik nya diabaikan saja. Apalagi tidak bi sa bikin komentar di status itu. Atau ka lau ada status baru di akun itu, kataka tanya tidak seperti yang biasa saya bikin status? Tiga hari saya di Nanjing dan Guangzhou, Tiongkok Selatan, saya mulai kerepotan mengecek status apa lagi yang dibuat si Sontoloyo itu. Saya baru sadar, seluruh kota di Tiongkok memang tidak bisa mengakses facebook.com. Juga tidak bisa meng-klik twitter.com.

Dua media sosial gratis yang paling popular di dunia itu sama sekali lumpuh di Tiong kok sejak lama. Dari airport, hotel, mal, café, kawasan wisata, semua tidak bisa mengakses dua situs itu. Saya coba tes ke warga Tiongkok yang sa ya dapati di berbagai tempat, hampir semuanya bengong, geleng-geleng kepala, mengangkat kedua bahu, pertanda tidak familiar dengan dua istilah itu. Sejak September 2009, saat saya berkunjung ke Shenyang, Dangdong, Beijing dan Xiamen, facebook sudah diblokir oleh pemerintah Tiongkok.
Tapi, pemblokiran itu masih bisa ditembus dengan Blackberry. Jadi, kalau sekedar up da te status, up load foto, mengomentari sta tus kawan, masih bisa dilakukan dengan Blackberry. Tetapi menggunakan komputer di wifi area, Anda tidak akan bisa membuka je jaring sosial itu. Baru sadar juga, bahwa ambisi Tiongkok untuk mengalahkan AS dari semua lini itu luar biasa besar. Yang “dicurigai” bernuansa AS, pasti tidak leluasa di sana. Tetap memperoleh tem pat, tetapi dipantau ketat. Dan itu, ada lah hak dan pilihan pemerintah.

Face book dan twitter mungkin salah satu yang “diwaspadai”? Beberapa kawan yang sudah puluhan tahun di Beijing menyebut, facebook per nah dianggap “provokator” oleh peme rintah Tiongkok. Terutama saat terjadi kerusuhan etnis di provinsi Xinjiang, Tiongkok Barat. Peristiwa itu pecah akhir tahun 2009, persisnya di Urumqi, ibu kota Xinjiang, tempat minoritas muslim Uighur yang menuntut tanah air mereka. Sebulan setelah pecah ke kacauan itu saya sempat berkunjung di Negeri Dewa Dewa itu. Foto-foto insiden yang memalukan pemerintah Tiongkok itu sempat ada yang lol os ke facebook. Tentu, itu menimbulkan pro dan kontra masyarakat dunia.

China dikecam dunia, karena dinilai melanggar HAM-Hak Asasi Manusia. Negeri dengan jumlah penduduk 1,4 miliar jiwa itu dianggap tidak melindungi minoritas. Itulah awal mula, pemblokiran situs www.facebook.com dan konco-konconya. Google juga tidak dibiarkan bebas seperti di negeri ini, terutama saat Pemerintah Mesir dan Tunisia sedang digoyang krisis kepercayaan dari rakyatnya. Informasi soal Mesir dari Google Search juga diblokir. Banyak analisis Tiongkok yang menyebut, bahwa itu semua ada skenario dari negara lain yang ingin stabilitas politik di Tiongkok goyah.

Ini karena Tiongkok bakal tumbuh menjadi penguasa baru dan negara paling kuat di dunia, dan menggeser dominasi AS. Sejak itu pula, pemerintah sangat sensitif terhadap internet yang mencoba mengutak- atik pijakan “demokrasi”, “kebebasan berpendapat”, dan stabilitas politik. Sejak itu pula, puluhan ribu CCTV meng intai di seluruh sudut kota Urumqi, yang berada di barat laut RRC itu.

Kamera video pun mengawasi 3400 bis, 4400 jalan, 270 sekolah dan 100 pusat per be lanjaan. Hampir semua kota di Tiongkok tidak banyak polisi berseliweran di jalanan. Apalagi ikut mengatur lalu lintas di jalan raya. Semuanya diawasi di balik meja komputer, semua dilihat dengan cermat oleh lensa-lensa otomatis yang jumlahnya jutaan biji. Sejak peristiwa unjuk rasa mahasiswa pro demokrasi di lapangan Tiananmen 1989, sampai kisruh Xinjiang 2009, pemerintah Tiongkok terus waspada. Termasuk media-media sosial yang dianggap sebagai salah satu “biang”-nya itu. Jadi, hati-hati ber-facebook. Media social itu bisa menjadi monster yang menakutkan, bisa pula menjadi penipu yang bernama Sontoloyo itu!

Bobej Friends
Share on :
New Music :
 
Support : Creating Website | Johny Template |
Copyright © 2011. Bobej Friends - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website Proudly powered by Blogger